Kereta Api Pasundan adalah salah satu layanan transportasi berbasis rel yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero), yang menghubungkan dua kota besar di Pulau Jawa, yaitu Bandung dan Surabaya. Nama “Pasundan” sendiri mengacu pada istilah yang lekat dengan budaya Sunda di Jawa Barat, memberikan identitas lokal yang kuat pada layanan ini. Kereta kelas Ekonomi AC ini menjadi pilihan favorit bagi penumpang yang ingin menempuh perjalanan jarak jauh dengan harga terjangkau tanpa mengorbankan kenyamanan.
Daftar Isi
Jarak dan Durasi Perjalanan KA Pasundan
KA Pasundan menempuh jarak sejauh 690 kilometer dari Bandung menuju Surabaya. Dengan kecepatan kereta yang bervariasi antara 60 hingga 100 kilometer per jam, perjalanan ini biasanya memakan waktu sekitar 15 hingga 16 jam, tergantung kondisi lalu lintas rel dan cuaca. Keberangkatan dari Bandung dilakukan melalui Stasiun Bandung Kiaracondong, sementara di Surabaya, penumpang akan tiba atau berangkat dari Stasiun Surabaya Gubeng, salah satu stasiun terbesar di Kota Pahlawan.
Setiap harinya, KA Pasundan beroperasi satu kali untuk perjalanan dari Bandung ke Surabaya, serta satu kali untuk rute sebaliknya. Jadwal keberangkatan dari Stasiun Kiaracondong Bandung adalah pada pukul 05:35 pagi, dan kereta dijadwalkan tiba di Stasiun Surabaya Gubeng pada pukul 21:42 malam, setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 16 jam. Sebaliknya, keberangkatan dari Stasiun Surabaya Gubeng dijadwalkan pada pukul 08:10 pagi dan tiba di Stasiun Kiaracondong pada pukul 23:25 malam, dengan durasi perjalanan sekitar 15 jam 15 menit.
Fasilitas di Kereta Api Pasundan
Sebagai kereta kelas Ekonomi AC, KA Pasundan menyediakan fasilitas yang cukup memadai bagi penumpang untuk melakukan perjalanan jarak jauh. Meski tarifnya relatif murah, hanya Rp94.000 per penumpang, fasilitas yang disediakan tidak kalah dengan layanan kereta kelas yang lebih tinggi. Di setiap gerbong penumpang, terdapat dua unit AC yang menjaga suhu ruangan tetap sejuk dan nyaman sepanjang perjalanan. Selain itu, terdapat dua stopkontak untuk setiap empat tempat duduk, memudahkan penumpang untuk mengisi daya perangkat elektronik mereka selama perjalanan.
KA Pasundan juga dilengkapi dengan toilet di setiap ujung gerbong, sehingga penumpang dapat dengan mudah mengakses fasilitas tersebut kapan saja. Kursi yang digunakan di KA Pasundan merupakan kursi permanen yang dilapisi kulit sintetis, tersusun berhadap-hadapan dengan formasi dua kursi di sisi kanan dan dua kursi di sisi kiri. Pengaturan tempat duduk yang ergonomis ini memastikan penumpang tetap nyaman meskipun harus menempuh perjalanan panjang. Selain itu, di bagian atas tempat duduk, terdapat ruang bagasi yang dapat digunakan untuk menyimpan barang bawaan penumpang.
Untuk kebutuhan makan, penumpang dapat membeli makanan dan minuman melalui layanan pramugara atau pramugari yang berkeliling, atau langsung menuju kereta makan yang tersedia di rangkaian kereta. Makanan yang ditawarkan cukup beragam, mulai dari makanan ringan hingga hidangan lengkap, meskipun bersifat berbayar.
Rute dan Stasiun Pemberhentian KA Pasundan
Salah satu keunggulan dari KA Pasundan adalah banyaknya stasiun yang dilalui sepanjang perjalanan antara Bandung dan Surabaya. Total, KA Pasundan berhenti di lebih dari 20 stasiun, mulai dari Stasiun Bandung Kiaracondong hingga Stasiun Surabaya Gubeng. Stasiun-stasiun utama yang dilalui KA Pasundan antara lain:
- Stasiun Surabaya Gubeng
- Stasiun Wonokromo
- Stasiun Mojokerto
- Stasiun Jombang
- Stasiun Nganjuk
- Stasiun Madiun
- Stasiun Walikukun
- Stasiun Sragen
- Stasiun Purwosari
- Stasiun Klaten
- Stasiun Lempuyangan
- Stasiun Wates
- Stasiun Kutoarjo
- Stasiun Gombong
- Stasiun Maos
- Stasiun Sidareja
- Stasiun Banjar
- Stasiun Ciamis
- Stasiun Cipeundeuy
- Stasiun Cibatu
- Stasiun Bandung Kiaracondong
Stasiun-stasiun ini tersebar di sepanjang jalur selatan Pulau Jawa, melewati beberapa kota besar dan kecil yang menjadi persinggahan utama dalam rute perjalanan KA Pasundan. Dengan berhenti di banyak stasiun, kereta ini memungkinkan penumpang dari berbagai daerah untuk melakukan perjalanan ke Surabaya atau Bandung dengan mudah.
Jadwal Kereta Api Pasundan Terbaru Di 2024
Berikut adalah jadwal keberangkatan dan kedatangan KA Pasundan untuk rute Surabaya-Bandung dan Bandung-Surabaya:
Kereta Api Pasundan Surabaya ke Bandung:
Stasiun |
Keberangkatan |
Kedatangan |
---|---|---|
Surabaya Gubeng |
– |
08:10 |
Wonokromo |
08:17 |
08:19 |
Mojokerto |
08:52 |
08:55 |
Jombang |
09:17 |
09:20 |
Nganjuk |
09:55 |
09:59 |
Caruban |
10:28 |
10:32 |
Madiun |
10:58 |
11:08 |
Walikukun |
12:05 |
12:07 |
Sragen |
12:28 |
12:30 |
Purwosari |
12:59 |
13:05 |
Klaten |
13:28 |
13:35 |
Lempuyangan |
13:55 |
14:10 |
Wates |
14:41 |
14:45 |
Kutoarjo |
15:17 |
15:30 |
Gombong |
16:22 |
16:24 |
Maos |
17:10 |
17:12 |
Sidareja |
17:55 |
17:57 |
Banjar |
18:29 |
18:40 |
Ciamis |
19:05 |
19:14 |
Tasikmalaya |
19:38 |
19:49 |
Cipeundeuy |
21:01 |
21:20 |
Cibatu |
21:51 |
22:11 |
Kiaracondong |
23:25 |
– |
Kereta Api Pasundan Bandung ke Surabaya:
Stasiun |
Keberangkatan |
Kedatangan |
---|---|---|
Kiaracondong |
– |
05:35 |
Cibatu |
06:58 |
07:05 |
Cipeundeuy |
07:36 |
07:46 |
Tasikmalaya |
08:32 |
08:42 |
Ciamis |
09:06 |
09:10 |
Banjar |
09:46 |
10:00 |
Sidareja |
10:31 |
10:33 |
Maos |
11:25 |
11:27 |
Gombong |
12:22 |
12:24 |
Kutoarjo |
13:18 |
13:22 |
Wates |
13:53 |
13:55 |
Lempuyangan |
14:25 |
14:35 |
Klaten |
14:59 |
15:01 |
Purwosari |
15:24 |
15:29 |
Sragen |
16:07 |
16:09 |
Walikukun |
16:38 |
16:40 |
Madiun |
17:26 |
17:35 |
Caruban |
18:02 |
18:31 |
Nganjuk |
19:32 |
19:34 |
Jombang |
20:30 |
20:33 |
Mojokerto |
20:56 |
20:59 |
Wonokromo |
21:32 |
21:35 |
Surabaya Gubeng |
21:42 |
– |
Info Menarik tentang Kereta Api Pasundan: Sejarah, Asal Nama, dan Rangkaian Kereta
Kereta Api Pasundan adalah salah satu moda transportasi andalan bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan jarak jauh dengan harga yang terjangkau. Kereta ini melayani rute perjalanan panjang yang menghubungkan Stasiun Kiaracondong, Bandung, di Jawa Barat, hingga Stasiun Surabaya Gubeng di Jawa Timur. Dengan kelas Ekonomi AC, KA Pasundan memberikan opsi transportasi yang nyaman dengan harga tiket yang cukup terjangkau, terutama bagi kalangan penumpang yang ingin bepergian jarak jauh tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.
Selain menyediakan kenyamanan dalam perjalanannya, Kereta Api Pasundan juga memiliki cerita yang menarik terkait asal-usul namanya, sejarah pengoperasiannya, serta rangkaian kereta yang digunakan. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lebih rinci setiap aspek menarik dari Kereta Api Pasundan, termasuk bagaimana kereta ini menjadi pilihan populer di kalangan masyarakat Jawa Barat dan sekitarnya.
Asal Nama Kereta Api Pasundan
Nama “Pasundan” memiliki makna yang sangat erat kaitannya dengan Provinsi Jawa Barat. Dalam bahasa Sunda, istilah “Pasundan” secara harfiah merujuk pada wilayah yang didiami oleh suku Sunda. Provinsi Jawa Barat secara historis dikenal sebagai pusat budaya Sunda, dan istilah ini sangat akrab di telinga masyarakat Jawa Barat. Oleh karena itu, nama Pasundan dipilih sebagai nama kereta api yang menghubungkan kota-kota besar di Jawa Barat dengan kota-kota lainnya di Pulau Jawa, khususnya Surabaya.
Penggunaan nama Pasundan diharapkan tidak hanya mencerminkan rute kereta yang melintasi wilayah Sunda, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga di kalangan penumpang yang berasal dari dan menuju Provinsi Jawa Barat. Penamaan ini juga menjadi simbol identitas budaya masyarakat Sunda yang dikenal dengan keramahan dan kebersahajaan mereka. Dengan adanya KA Pasundan, diharapkan penumpang dapat merasa lebih dekat dengan budaya dan kearifan lokal masyarakat Sunda, meskipun mereka mungkin sedang bepergian jauh ke luar provinsi.
Bagi para penumpang yang menggunakan KA Pasundan, terutama yang berasal dari daerah Jawa Barat, nama ini tentu memiliki makna khusus. Tidak hanya sekadar nama kereta, tetapi juga sebagai pengingat akan akar budaya dan asal-usul daerah yang mereka tinggalkan atau tuju selama perjalanan.
Sejarah Kereta Api Pasundan
Sejarah pengoperasian Kereta Api Pasundan bermula pada tahun 1997. Pada saat itu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang kala itu masih dikenal dengan nama Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka), meluncurkan KA Pasundan sebagai salah satu layanan tambahan menjelang musim mudik Lebaran. Pada awalnya, kereta ini diluncurkan untuk mendampingi operasional KA Badrasurya, sebuah kereta ekonomi yang telah melayani rute yang sama sejak tahun 1970-an.
Namun, seiring berjalannya waktu, PT KAI memutuskan untuk melakukan penyederhanaan layanan kereta api pada rute tersebut. Langkah penyederhanaan ini dilakukan dengan menghentikan operasional KA Badrasurya dan menggantinya sepenuhnya dengan KA Pasundan. Pergantian ini secara resmi diberlakukan pada tahun 1997, yang kemudian dianggap sebagai tahun kelahiran KA Pasundan. Keputusan untuk mengganti KA Badrasurya dengan KA Pasundan didasarkan pada kebutuhan untuk memberikan pelayanan yang lebih efisien serta meningkatkan kualitas perjalanan bagi penumpang, khususnya dalam menghadapi lonjakan penumpang saat musim mudik.
Sejak saat itu, KA Pasundan terus beroperasi dan menjadi salah satu pilihan favorit masyarakat, terutama di kalangan warga Surabaya yang dikenal dengan julukan “Bonek” (Bondho Nekat), suporter fanatik tim sepak bola Persebaya. Kereta ini menjadi alat transportasi andalan mereka saat melakukan perjalanan mendukung tim kesayangan mereka, baik di dalam kota maupun saat harus bertanding di luar kota. Popularitas KA Pasundan di kalangan suporter Persebaya ini menjadikan kereta ini memiliki tempat khusus di hati para penggemarnya.
Selain itu, KA Pasundan juga mengalami beberapa perbaikan dan peningkatan layanan dari waktu ke waktu, terutama dalam hal kenyamanan dan fasilitas yang ditawarkan kepada penumpang. Dengan perbaikan ini, KA Pasundan berhasil mempertahankan popularitasnya di kalangan masyarakat, khususnya bagi mereka yang sering melakukan perjalanan jarak jauh dengan anggaran terbatas.
Rangkaian Kereta Api Pasundan
Kereta Api Pasundan adalah kereta kelas Ekonomi AC, yang dirancang untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang dalam perjalanan jarak jauh dengan harga yang terjangkau. Salah satu komponen utama yang mendukung operasional KA Pasundan adalah penggunaan Lokomotif CC203 sebagai penarik rangkaian kereta. Lokomotif ini dikenal dengan kekuatannya yang handal dan telah banyak digunakan untuk menarik kereta penumpang di rute-rute jarak jauh di Indonesia.
Dalam operasionalnya, KA Pasundan biasanya terdiri dari enam hingga tujuh gerbong kereta kelas Ekonomi AC. Setiap gerbong kereta ekonomi memiliki kapasitas hingga 106 tempat duduk, yang disusun dalam format 3-2 (tiga kursi di satu sisi dan dua kursi di sisi lainnya). Meskipun memiliki tata letak tempat duduk yang cukup padat, suasana di dalam kereta tetap nyaman karena adanya fasilitas AC yang menjaga suhu di dalam gerbong tetap sejuk selama perjalanan. Selain itu, setiap gerbong juga dilengkapi dengan fasilitas toilet yang bersih dan terawat.
Selain gerbong penumpang, rangkaian KA Pasundan juga dilengkapi dengan satu kereta makan dan pembangkit listrik. Kereta makan ini berfungsi untuk menyediakan layanan makanan dan minuman berbayar kepada penumpang selama perjalanan. Meskipun tidak selalu diisi dengan menu yang mewah, makanan dan minuman yang disediakan cukup untuk memenuhi kebutuhan penumpang selama perjalanan yang memakan waktu beberapa jam. Kereta makan ini juga sering dijadikan tempat berkumpul bagi penumpang yang ingin bersantai sejenak atau sekadar menikmati pemandangan luar sambil minum kopi.
Selain itu, KA Pasundan juga dilengkapi dengan satu kereta bagasi. Kereta ini digunakan untuk menyimpan barang-barang bawaan penumpang yang berukuran besar atau tidak dapat disimpan di atas rak bagasi di dalam gerbong penumpang. Dengan adanya kereta bagasi ini, penumpang tidak perlu khawatir jika membawa barang bawaan dalam jumlah yang banyak, karena mereka dapat menitipkannya di kereta bagasi dan mengambilnya saat tiba di stasiun tujuan.
Secara keseluruhan, rangkaian kereta KA Pasundan dirancang untuk memberikan kenyamanan dan efisiensi dalam perjalanan jarak jauh. Meskipun termasuk dalam kategori kelas ekonomi, kereta ini tetap memberikan fasilitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar penumpang selama perjalanan panjang.
Baca Juga: Apa Arti Kata “Argo” pada Kereta Api Di Indonesia?
Kesimpulan
Kereta Api Pasundan adalah salah satu pilihan transportasi andalan bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan jarak jauh dengan harga terjangkau. Dengan nama yang diambil dari istilah Pasundan yang merujuk pada wilayah budaya Sunda di Jawa Barat, kereta ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa bangga dan identitas bagi penumpang yang berasal dari wilayah tersebut.
Sejarah KA Pasundan yang bermula pada tahun 1997 menunjukkan komitmen PT KAI dalam menyediakan layanan transportasi massal yang efisien dan terjangkau bagi masyarakat. Hingga saat ini, KA Pasundan tetap menjadi salah satu pilihan populer, terutama di kalangan suporter Persebaya yang sering melakukan perjalanan dengan kereta ini.
Dengan rangkaian kereta yang terdiri dari gerbong kelas Ekonomi AC, kereta makan, dan kereta bagasi, KA Pasundan mampu memberikan kenyamanan dan efisiensi selama perjalanan panjang. Semua fasilitas yang disediakan dirancang untuk memastikan penumpang dapat menikmati perjalanan mereka dengan aman dan nyaman, meskipun dalam kelas ekonomi.
Bagi Anda yang sering bepergian antara Bandung dan Surabaya atau ingin menikmati pemandangan indah sepanjang perjalanan di Pulau Jawa, Kereta Api Pasundan adalah pilihan yang sangat direkomendasikan.