Di bawah pendudukan Jepang, perkeretaapian di Indonesia disebut Rikuyu Sokyoku (Dinas Kereta Api Jepang), kemudian berganti menjdi Tetsudo Sokyoku.
Seluruh pimpinan dipegang oleh orang Jepang, di samping masih ada beberapa orang Belanda yang dipekerjakan karena belum ada penggantinya. Pegawai kereta api pribumi mulai mendapat peluang besar untuk menduduki jabatan strategis.
Rikuyu Sokyoku mengeluarkan peraturan gaji bagi pegawai negeri (Kanpo) serta mengelompokkan seluruh pegawai negeri dalam tiga tingkat, yaitu Pegawai Rendah, Pegawai Menengah dan Pegawai Tinggi, di samping masih adanya golongan pekerja (Shonin).

Kurun tahun 1942-1943, Rikuyu Sokyoku menerima secara masal dan jumlah yang banyak dari tenaga-tenaga yang berpendidikan menengah (atas) dan perguruan tinggi.
Selang setahun, didirikan Sekolah Tinggi Kereta Api atau Cho Kyo Syu Syo di Bandung dengan lama pendidikan satu tahun. Murid-muridnya diambil dari pegawai kereta api dan orang-orang baru yang berpendidikan.
Kalau diatas itu, pegawai Kereta Api Indonesia jaman sekarang ya.
(sumber)