Gardu Listrik ESS, Saksi Bisu Perjalanan KRL Batavia & Sekitarnya
Bangunan ini sudah ada sejak peresmian Kereta Rel Listrik (KRL) pertama pada 1925. Semasa aktifnya, bangunan ini berfungsi sebagai rumah peralatan penyeimbang tegangan listrik. Walau ukurannya kecil dan mirip toilet, keberadaannya cukup penting yaitu agar tegangan listrik yang ada di sepanjang lintasan KRL tetap stabil. Agar optimal, bangunan gardu beserta peralatan di dalamnya dipasang setiap 5 kilometer di sepanjang jalur KRL.
Elektrische Staatsspoorwegen (ESS)-sebagai bagian dari Staatsspoowegen-membangun gardu-gardu ini sejak 1923 dan mulai digunakan pada akhir 1924. Karena dibangun pada zaman kolonial, gardu-gardu bersejarah ini hanya ada di jalur KRL peninggalan Belanda, seperti Tanjung Priok–Kemayoran–Jatinegara, Tanjung Priok–Jakarta Kota, Jakarta Kota–Manggarai, dan Manggarai–Bogor.
Selama 51 tahun masa aktifnya, gardu-gardu listrik tersebut masih setia dipakai untuk menjaga kestabilan tegangan listrik KRL di Jakarta dan sekitarnya. Saat peresmian KRL pertama yang dibeli sejak Indonesia merdeka pada 1976, gardu ESS masih sempat digunakan. Baru pada periode 1977 sampai 1982 berangsur-angsur Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) menggantinya dengan pembangunan gardu-gardu baru yang lebih modern. Ketika itu dengan kedatangan KRL-KRL impor yang lebih banyak, kapasitas daya listrik tentu wajib ditingkatkan. Penggantian gardu penyeimbang pun perlu dilakukan untuk mengimbangi frekuensi perjalanan KRL yang semakin sering.
Saat ini tidak satu pun gardu cagar budaya ini yang aktif. Meski demikian keberadaan deretan gardu yang selama hampir 100 tahun tersebut telah menjadi saksi bisu perkembangan KRL di Jakarta dan jalur menuju Bogor.
Foto oleh @hilwanfafa
#SepurUAP
#keretaapikita
****
Ikuti terus website informasi seputar kereta api jadwalkeretaapi.com. Disini anda akan menemukan informasi jadwal kereta api, jadwal krl, rute krl terbaru tahun 2023.
Sumber berita kereta api terbaru : Source